D. KEMAJUAN ILMU ZAMAN KONTENPORER
Perkembangan dan kemajuan peradapan manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu. Behkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan seperti dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu. Tahap-tahap perkembangan itu kita menyebut dalam konteks ini sebagai periodesasi sejarah perkembangan ilmu: sejak zaman klasik, zaman pertengahan, zaman modern dan zaman kontenporer.
Kemajuan ilmu dan teknologi dari masa ke masa adalah ibarat mata rantai yang tidak putus satu sama lain. Hal-hal baru yang ditemukan pada suatu masa menjadi unsure penting bagi penemuan-penemuan lainnya di masa berikutnya. Demikian semuanya saling terkait. Oleh karena itu, melihat sejarah perkembangan ilmu zaman kontenporer, tidak lain adalah mengamati pemanfaatan dan pengembangan lebih lanjut dari rentetan sejarah ilmu sebelumnya. Kondisi itulah yang kemudian yang mengalami perpecahan atau bahkan radikalisasi yang tidak jarang berada di luar dugaan manusia itu sendiri.
Yang di maksud zaman kontenporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun berakhir yang kita jalani sehingga saat sekarang ini. Hal yang membedakan pengamatan tentang ilmu di zaman modern dengan zaman kontenporer adalah bahwa zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke-15, sedang zaman kontenporer memfokuskan sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir yang hingga terjadi hingga saat sekarang.
Bagai mana telah di kemukakan sebelumnya, sebagai kelanjutanmata rantai sejarah perkembangan ilmu, sebagai hal baru yang ditemukandan dapat diamati diera kontenporer, tidak terlepas dari berbagai penemuan dan dasar-dasar ilmu yang telah ada dan diciptakan oleh para penemu, pakar atau filosof dimasa-masa sebelumnya.
Sebagai ilmu di zaman modern mempunyai karakteristik khusus yang membedakannya dengan ilmu di zaman klasik dan zaman pertengahan, maka ilmu kontenporerpun demikian.
Akan kita lihat terlebih dulu secara sederhana potret ilmu modern yang telah melahirkan hal-hal radikal yang membedakannya dengan ilmu zaman pertengahan dan klasik. Zaman modern misalnya, dalam banyak hal melakukan dekonstruksi terhadap teori-teori yang dianggap established (mapan) pada masa pertengahan atau klasik. Setidaknya dua contoh yang sangat menonjol bisa dikemukakan di sini. Pertama, pendapat yang dikemukakan oleh Copernicus (1473-1543) tentang teori heliosentrisme, bahwa matahari adalah pusat tata surya dan planet-planet termasuk bumi berputar mengelilingi matahari. Teori ini jelas-jelas bertentangan dengan pendapat diterima secara umum manusia saat itu, yaitu geosentrisme yang menyatakan bumilah yang menjadi pusat tata surya.
Kedua,metode induktif yang diperkenalkan oleh Francis Bacon (1560-1626). Ia telah memberikan sumbang yang penting dalam menembus metode berfikir deduktif yang penggunakannya secara berlebihan telah telah menyebabkan dunia keilmuan mengalami kemacetan. Francis Bacon menekankan untuk mendasarkan semua pengetahuan dan ilmu atas dasar pengalaman. Ia menganjurka agar para sarjana, dalam menyusun ilmu, mengumpulkan sebanyak mungkin fakta pengalaman (empirical brute facts) untuk selanjutnya dianalisis.
Membuat deskripsi atau eksposisi tentang perkembangan ilmu di zaman kontenporer berarti mengembangkan aplikasi ilmu dak tehnologi dalam berbagai sector kehidupan manusia. Itulah karakteristik utama ilmu dalam di zaman kontenporer yang dalam rangka umumnya sekaliugus menjadi persamaan sifat perkembangan ilmu zaman kontenporer. Hal ini tidak saja terjadi di lapangan ilmu eksakta. Tapi juga ilmu-ilmu social dan juga keagamaan. Para pecinta ilmu dibidang mereka masing-masing berusaha untuk menjadikan ilmu dan pengetahuan menjadi bidang mereka dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi manusia dan kemanusiaan.
Satu hal yang taksulit untuk disepakati, bahwa hamper semua sisi kehidupan manusia modern telah disentuh oleh berbagai efek perkembangan ilmu dan teknologi. Sektor Ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan social dan budaya dan, komukasi dan transportasi, pendidikan, seni, kesehatan dan lain-lain semuanya membutuhkan dan mendapatkan sentuhan teknologi.
Bila dizaman purba manusia pra sejarah tercatat mempunyai benih ilmu dibidang astronomi, kemudian mulai mengenal tulisan dan hitungan yang mengawali zaman sejarah lalu zaman modern didentikkan dengan masa, bangkitnya kembali Eropa dari kegelapan, maka zaman kontemporer sangat kental dengan inovasi-inovasi teknologi di berbagai bidang.
Satu hal lain yang menjadi karakter spesifik ilmu kontemporer, dan konteks ini ciri tersebut akan lebih dapat kita temukan secara relatif lebih mudah pada bidang-bidang sosial, yaitu bahwa ilmu kontemporer tidak segan-segan melakukan dekonstruksi dan peruntuhan terhadap teori-teori ilmu yang pernah ada untuk kemudian menyodorkan pandangan-pandangan baru dalam rekonstruksi ilmu yang mereka bangun. Dalam hal inilah, penyambut wacana “postmodernisme” dalam bidang ilmu dan filsafat menjadi diskursus yang akan cukup banyak ditemukan.
Begitulah perkembangan ilmu di zaman kontemporer meliputi hamper seluruh bidang ilmu dan teknologi, antrologi, psikologi, ekonomi hokum dan politik, serta aplikasi-aplikasinya di bidang teknologi rekayasa genetika, informasi dan komunikasi, dal lain-lain.
Beberapa Contoh Perkembangan Ilmu Kontemporer
a. Santri, Priyayi, dan Abangan
Dalam kajian ilmu social keagamaan di endonesia, penelitian Clifford Geertz yang dalam versi aslinya berjudul The Religion of Java merupakan satu bahasa yang menarik. Penelitian serius Geertz tersebut kemudian lebih banyak dipopulerkan sebagai kerangka tipologisasi kebragamaan masyarakat jawa menjadi santri, abangan, dan priyayi. Untuk menyajikan abstraksi yang lebih otoritatif tentang penelitian Geertz ini, penulis mengutip penggambaran Parsudi Suparlan dalam pengantarnya terhadap buku Clifford Geetz Abangan, Santri, Priyai dalam masyarakat jawa yang merupakan edisi Indonesia dari buku aslinya The Religion of Jawa.
Arti penting karya Geetz the Religion of java adalah sumbangan lepada pengetahuan kita mengenai system-sistem simbol, yaitu bagaimana hubungan antara struktur-struktur social yang ada dalam suatu masyarakat dalam pengorganisasian dan perwujudan symbol-simbol, dan bagai mana para anggota masyarakat mewujudkan adanya integrasi dan disintegrasi dengan cara mengorganisasi dan mewujudkan symbol-simbol tertentu, sehingga perbedaan-perbedaan yang tampak diantara struktur-struktur social yang ada dalam masyarakat tersebut hanyalah bersiufat komplementer.
Tiga lingkungan yang berbeda (yaitu pedesaan, pasar, dan kantor pemerintah) yang dibarengi dengan latar belakang sejarah kebudayaan yang berbeda (yang berkaitan dengan masuknya agama serta peradapan Hindu dan Islam di jawa)telah mewuhudkan adanya Abangan (yang menekankan pentingnya animistik), santri (yang menekankan aspek-aspek islam), dan priyayi (yang menekankan aspek-aspek hindu) perwujudan citra agama masing-masing struktur social tersebut adalah pesta-pesta ritual yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menghalau berbagai mahluk halus jahat yang hinggap sebagai penyebab dari ketidak teraturan dan kesengsaraan dalam masyarakat, agar ekuilibrium dalam masyarakat dapat dicapai kembali (Abangan): penekanan pada tindakan-tindakan kegamaan dan upacara-upacara sebagai digariskan dalam islam (santri): dan suatu kompleks keagamaan yang menekankan pada pentingnya hakikat halus sebagai lawan dari kasar (kasar-kasar dianggap sebagai cirri-ciri utama Abangan), yang perwujudannya tampak dalam berbagai system sibol yang berkaiatan dengan etiket, tari-tarian dan berbagai bentuk kesenian, bahasa, dan pakaian (Priyayi).
Abangan, Santri, dan Priyayi, yang walaupun masing-masing merupakan struktur-struktur sosial yang berlainan, tetapi masing-masing melengkapi satu sama lainnya dalam mewujudkan adanya sistem sosial Jawa yang berlaku umum di Mojokuto. Inilah sesungguhnya tesis Geertz yang diusahakan untuk diperlihatkan dalam bukunya The Religion Of Java, yaitu agama bukan hanya memainkan peranan bagi terwuhudnya Integrasi tetapi juga memainkan peranan pemecah-belah dalam masyarakat. Walaupun demikian, tampaknya yang lebih menjadi perhatian Geertz adalah maslah perpecahan dalam system social jawa di mojokuto dan bukannya integrasi yang terwujud didalamnya, sebagai mana dikemukakan oleh Harsja W. Bachtiar dalam pembahasannya (1973). Hal ini mungkin adanya penekanan perhatian Geertz pada dimensi struktur system social.
Satu lagi, perlu juga kita lihat urusan yang menjadi back cover buku Clifford Geertz edisi Indonesia tersebut. Pengarangnya memilih masyarakat kota kecil Mojokuto, Jawa timur, sebagai objek penelitian dan pengkajian. Namun untuk kelengkapannya.
Pengarang juga membahas pandangan tiga golongan yang memiliki subtradisi masing-masing: abangan, yaitu golongan petani kecil, yang sedikit banyak memiliki persamaan dengan “religi rakyat” Asia Tenggara: santri yaitu pemeluk agama islam yang taat pada umumnya terdiri dari pedagang di kota dan petani yang berkecukupan: dan priyayi yaitugolongan yang masih memiliki pandangan hindu-budha, yang kebanyakan terdiri dari golongan terpelajar, golongan atas penduduk kota, terutama golongan pegawai.
Peneliti Clifford Geertz hingga kini mendapat perhatian dari para ilmuan. Berbagai penelitian dilakukan untuk menguji, membuktikan atau bahkan meruntuhkan teriz Geertz tentang kategorisasi keberagamaan masyarakat jawa itu beberapa yang bisa penulis sebutkan disini misalnya seperti penelitian antroplogi yang dilakukan oleh bambang pranowo (1994), Robert W. Hefner (1987), dan Mark Moodward (1984) yang membantah klaim Geertz. Para pakar ini menemukan bahwa masyarakat Jawa secara umum adalah santri, adapun “genre” abangan tidak signifikan.
Klaim tentang runtuhnya tesis ”santri abangan”-nya Clifford Geertz juga dikemukakan oleh hasil penelitian PPM UIN Jakarta. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2001dengan populasi yang luas (sekitar 85% populasi Nasional) dan daengan system random sampling (metode pengambilan sample secara acak tidak hanya sebuah kota kecil kecamatan atau sebuah desa) sehingga punya daya generalisasi dan klaim yang besar.
Penelitiabn PPIM ini bahkan juga mencoba menunjukkan adanya suatu dialeg tika, dimana orang yang lebih intensif dalam menjalakan ritual wajib maupun sunah dalam islam berkolerasi positif dan sifnifikan dengan status social ekonomi (gabungan antara pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dan kategori desa-kota). Kolerasinya sekitar 15%. Sebalikny, seorang muslim yang semakin intensif dalam melaksanakan ritual abangan semakin negatif korelasinya dengan status social-eknonomi (korelasinya sekitar 25%).
Penelitian Clifford Geertz yang kemudian mendapat banyak tantangan dari para pakar dan peneliti sesudahnya juga terjadi pada bidang-bidang ilmu lainnya. Masih untuk bidang social keagamaan, misalnya juga terjadi perdebatan panjang tentang statement Samuel P. Huntington mengenai teori Clash Of Civilization. Dan banyak tema-tema lainnya yang terus berkembang dan menjadi bukti bagi terus berkembangnya ilmu dari waktu kewaktu
b. Teknologi Rekayasa Genetika
salah satu bentuk perkembangan ilmu zaman kontemporer yang sangat masyur adalah bidang rekayasa genetika. Berupa teknologi kloning. Teknologi ini pertama kali dilakukan oleh Dr. Gurdon dari Medical Research Council Laboratory Of Molecular Biology, universitas Cambridge, Inggris, tahun1961. Gurdon berhasil memanipulasi telur-telur katak sehingga tumbuh menjadi kecebong yang identik (kecebong cloning).
Tiga puluh dua tahun setelah itu, tahun 1993, Dr. Jerry Hall berhasil mengklonng embrio manusia dengan teknik pembelahan (embryo splitting technique). Hanya saja semua cloning yang dihasilkan saat itu rusak. Empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 23 Februri 1997, Dr. Ian Wilmuth dari Scotland’s Roslin Institute, berhasil melakukan cloning mamalia pertama dengan kelahiran domba yang diberi nama Dolly. Technik yang digunakan Dr Wilmut dikenal dengan alih inti sel somatic atau Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT), yaitu mengambil inti sel somatic dari domba jenis tersebut (sebut misalnya domba A) untuk kemudian diinjeksikan kedalam sel telur tersebut sudah diambil terlebih dahulu inti selnya (dikosongkan) dengan suatu loncatan listrik, inti sel domba Aakan berkembang dan membelah. Dan pada akhirnya akan tumbuh memnjadi individu baru.
Masih pada tahun 1997, lahir lembu cloning pertama yang diberi nama Gene. Teknik yang digunakan sedikit berbeda dengan pembuatan “ Dolly”. Pembuatan Gene diawali dengan koleksi sel-sel janin yang sangat mudah dari anak lembu. Sel-sel tersebut kemudian ditumbuhkan sedemikian rupa sampai siap dimasukkan ke dalam sel telur lumbu betina.
Setahun kemudian, para peneliti di Universitas Hawai yang dipimpin oleh Dr. Teruhiko Wakayama berhasil melakukan cloning terhadap tikus hingga lebih dari lima generasi. Teknik yang digunakan kali ini juga berbeda dengan sebelumnya. Mereka menggunakan teknik micro injection dengan tingkat keberhasilan tiga persen. Peluang keberhasilan teknik cloning ini lebih besar dari teknik SCNT yang tidak sampai satu persen.
Di tahun 2000, Prof. Gerald Schatten dari Oregon Health Sciences University, Amerika, berhasil membuat kera cloning yang diberi nama Tetra. Teknik yang digunakan adalah pembagian embrio atau Embryo Splitting Technique (EST). Pada dasarnya EST adalah penyempurnaan dari teknik yang dipergunakan oleh Dr. Jerry Hall pada tahun 1993. Pada teknik ini, telur dari betina dan sperma dari jantan dipakai untuk membentuk telur yang terbuahi (fertilized egg). Setelah embrio tumbuh menjadi 8 sel, para peneliti membaginya menjadinya 4 embrio indetik, masing-masing terdiri dari 2 sel. Langkah selanjutnya, keempat embrio tersebut diimplikasikan ke dalam surrrogete mother. Lalu, lahirlah kemudian kera cloning. Individu yang dihasilkan dari teknik ini 100 persen identik dengan sel sumbernya. Karena itulah para ahli menyebut teknik ini dengan artificial twinning atau kembar buatan.
Begitulah teknik rekayasa genetika berkembang dari waktu ke waktu. Dan setelah berbagai keberhasilan teknik cloning yang telah pernah dilakukan, para ahli malah lebih berencana menerapkan teknik cloning pada manusia. Dari ide inilah, wacana cloning menjadi sesuatu yang semakin controversial.
c. Teknologi Iformasi
Pada tahun 1937, seorang insinyur Amerika bernama Howard Aiken merancang IBM Mark 7 yang merupakan nenek moyangnya computer mainframe saat ini. Komputer tersebut menggunakan tabung vakum dan elektro mekanikal dan bukan tombol elektronik.76
Komputer elektronik pertama yang sukses secara komersial adalah UNIVAC. Komputer ini dirancang oleh Eckert dan Mauchly dan diperkenalkan pada tahun 1951. Selanjutnya muncul computer bertransistor dengan transistor-transistor yang kokoh menggantikan tabung-tabung vakum yang mudah rusak, dirancang oleh Seymour Cray untuk Control Data Corporation. Dan inilah awal dari kecenderungan untuk membuat komputer yang lebih kecil dan lebih cepat.
Ide mengenai komputer pribadi [(Personal Computer; (PC)] di setiap rumah muncul di lembah Santa Clara di sebelah selatan San Fransisco, California, sebuah daerah yang kemudian dikenal sebagai Lembah Silikon. Pada tahun 1977, Steve Jobs dan Steve Wozniak mendirikan perusahaan komputer bernama Apple Computer Inc. Pada tahun 1977 itu, mereka memperkenalkan Apple II. Itulah komputer pribadi pertama di dunia.
Komputer telah mengubah wajah prabadan Barat modern secara drastis sejak tahun 80-an. Pada awalnya, komputer dikenal sebagai “ otak elektronis” yang mampu melakukan bermacam-macam kegiatan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Komputer merevolusi ilmu matematika melalui kemampuannya memperluas jangkauan otak penghitungnya, seperti mobil dan pesawat yang mampu memperjauh jarak yang ditempuh.
Demikianlah teknologi komputer terus berkembang dan melahirkan inovasi. Hampir tiap tahun perusahaan-perusahaan komputer internasional mengeluarkan model komputer terbaru mereka dengan berbagai fitur dan keistimewaan seta perbaikan-perbaikan terhadap generasi-generasi sebelumnya. Ukurannya pun dibuat semakin simple tapi menarik dan daya memorinya terus diperbesar.
Tren perkembangan computer mutakhir cenderung menghendaki bentuk yang semakin mengecil. Dulu, komputer belum memiliki bentuk yang kompak dan ringkas. Komputer generasi awal bahkan membutuhkan ruangan yang besar dengan kabel-kabelnya yang berseliweran ke sana-sini. Lalu semakin lama bentuknya semakin kecil lagi, meskipun kemampuannya tidak menjadi kecil. Ada PC (Personal Computer) dan lap top yang lebih kecil lagi. Dan terakhir, ada simputer, Komputer jenis PDA (Personal Digital Assitans) yang bisa digenggam dengan ukuran layar hanya 3x2 inch dengan stylus (tongkat kecil seperti pensil) yang berfungsi sebagai mouse.77
Komputer juga tidak saja menjadi alat pengolahan data tapi juga memasuki wilayah komunikasi interaktif dalam bentuk internet. Penggunaan internet 78 berawal dari adanya kebutuhan militer di masa perang dingin sekitar tahun 1969, di mana Departemen Pertahanan Amerika Serikat membutuhkan sbuah jaringan yang menghubungkan semua komputer di daerah vital untuk mengantisipasi kemungkinan adanya serangan nuklir.
Untuk itu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat melalui DARPA (Defense Advanced Research Projects Administration Net). Proyek ini awalnya hanya menghubungkan 3 komputer di California dan 1 di Utah. Namun pada perkembangan selanjutnya, banyak universitas di daerah tersebut ingin bergabung, sehingga di putuskan untuk mengklasifikasikannya menjadi dua bagian yaitu sistem jaringan untuk militer dan non militer. Gabungan keduanya disebut DARPA Internet yang akhirnya dikenal sebagai internet saja.
Begitulah internet pun terus dikembangkan hingga saat ini dengan berbagai fasilitas yang terdapat didalamnya seperti e-mail, chatting, download file dari berbagi situs, dan lain-lain.
d. Teori Partikel Elementer
Mengamati perkembangan ilmu di antaranya juga bisa dilakukan dengan melihat temuan-temuan para ilmuwan di berbagai bidang. Satu contoh misalnya tentang teori partikel elementer.79
Selama lebih dari 2.500 tahun, manusia mencari misteri sifat materi. Salah satu bentuk penasaran itu disalurkan dengan mencari tahu partikel apakah yang paling kecil dari susunan materi. Pada abad kelima sebelum Masehi, Democritus-filosof Yunani – menemukan bahwa semua jenis materi dapat dipecah-pecah menjadi partikel kecil ini disebut atom. Atom adalah kata Yunani yang berarti tidak terbagi, atau tidak dapat dibagi.
Ilmu pun berkembang dan sejumlah percobaan dilakukan dan teori-teori baru bermunculan. Kemudian ditemukan bahwa atom bukanlah partikel kecil. Di dalam atom terdapat sejumlah partikel dasar/ elementer yang tidak dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih kecil yaitu electron, proton, dan netron. Lebih jauh, sekarang ditemukan kuark sebagai bagian dari proton dan netron, sehingga saat ini yang disebut sebagai partikel elementer adalah kuark dan elektron.
Di samping kuark dan elektron, ada partikel lain seperti foton, beberapa jenis neutron yang digolongkan sebagai partikel elementer atau dikenal sebagai partikel sub- atomik. Partikel elementer ini disebut sebagai jantung fisika, karena partikel-partikel elementer inilah yang mengatur sifat fisika suatu benda, yang akan menentukan sifat fisika benda tersebut Misalnya mengapa suatu benda ada yang dapat menghantarkan listrik dengan baik dan benda yang lain tidak. Ini tergantung dari gerakan partikel elementer (dalam hal ini electron). Pada suatu konduktor, elektron dapat bebas bergerak sehingga konduktor dapat menjadi penghantar listrik yang baik. Sedangkan pada isolator, electron terikat kuat, sehingga tidak dapat menghantar listrik dengan baik. Ini menjelaskan mengapa nmislanya logam adalah penghantar listrik yang baik, sedangkan kayu tidak.
Setiap kali lahir teori fisika atom, akan muncul serangkaian percobaan yang dikemudian hari bisa menghasilkan teori baru. Teori yang baru tersebut bisa kadi menentang teori yang lama
Seperti yang terjadi setelah Democritus , namun bisa juga bersifat menguatkan. Dalam sifat menguatkan inilah temuan Gerardus Hooft, peraih hadiah nobel fisika tahun 1999, bersama rekannya Martinus Veltman, Profesor fisikawan teoretis dengan spesialisasi di bidang partikel sub-atomik. Mereka menegaskan bahwa teori model standar bisa diterima untuk menjelaskan bahwa jagad raya tersusun atas kuark, lepton (yaitu electron dan neutron), dan boson (foton).
Teori tentang partikel elementer bisa menjadi dasar bagi temua-temuan baru yang spektakuler. Bukan tidak mungkin, manusia bisa diubah partikel dasarnya, sehingga bisa dipindah tempatkan setiap saat tanpa kendaraan, seperti digambarkan dalam Star Trek.
Kemajuan Sains dan Teknologi di Bidang-bidang Lain.
Sebagaimana dikemukakan di atas, di zaman kontemporer ini, hampir seluruh aspek kehidupan manusia mendapat sentuhan efek kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi. Bukan hanya dalam bentuk teknologi rekayasa genetika, teknologi informasi dalam bentuk kecanggihan komputer dan internet, atau tentang teori partikel elementer, tapi juga dalam bidang-bidang lainnya.
Di bidang teknologi komunikasi jarak jauh, misalnya yang berawal dari telepon, terus berkembang cepat dengan munculnya alat-alat komunikasi personal mutakhir seperti handphone dengan berbagai inovasinya. Dalam bentuk yang mutakhir misalnya, HP yang bentuknya semakin simple, ringan, namum tetap luks, tidak saja mampu mengirimkan suara, tapi juga gambar sekaligus.
Begitu pula dengan teknologi penjelajahan ruang angkasa. Bila pada tahun 1961, Yuri Gagarin adalah manusia pertama yang diluncurkan ke luar angkasa oleh Uni Soviet dengan pesawat Vostok I-nya, yang kemudian disusul oleh Amerika pada tahun 1968, 80 dan pada tahun 1969, tepatnya tanggal 20 Juli, Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang mendarat dibulan, maka sekarang bulan sudah diproyeksikan untuk dikomersialisasi. Peluncuran pesawat pembuka jalan menuju komersialisasi bulan direncanakan akan dilakukan pada bulan Juni 2003 dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhastan.81
Ilmu dan penemuan-penemuan yang menjadi cirri utama perkembangan ilmu itu memang berkembang sangat cepat. Untuk mendapatkan gambaran sepintas tentang betapa perkembangan ilmu itu berjalan cepat, dapat kita lihat misalnya table berikut.
Deskripsi percepatan waktu penemuan dan paten perdagangan82
No Objek Penemuan Tahun Penemuan Tahun Paten Jarak Waktu
1
2
3
4
5
6 Fotografi
Telepon
Radio
Televisi
Bom Atom
Transistor 1727
1820
1887
1923
1939
1947 1839
1876
1902
1934
1945
1950 112
56
15
11
6
3
Dengan melihat table di atas, dapat disimpulkan bahwa apa yang terjadi di lapangan pengetahuan modern tidak saja menunjukkan cepatnya perkembangan itu, tapi lebih menakjubkan lagi, telah terjadi juga “percepatan”.
Hanya saja, perkembangan ilmu ternyata tidak berarti mutlak sebagai rahmat bagi kehidupan manusia. Tidak jarang kemajuan ilmu dan teknologi yang terus berlangsung hingga saat ini, membuat banyak manusia khawatir atau bahkan tajut terhadap dampak negatifnya dan banyak pula yang telah merasakan langsung akibatnya bagi kehidupan mereka, baik kehidupan materil, maupun spiritual.
Referensi yang sangat bagus, makasi mss..
BalasHapusMy blog
Sangat bermanfaat
BalasHapus