PENCARIAN

Senin, 27 Juni 2011

Interaksi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tindakan atau aksi berarti pembuatan atau sesuatu yang dilakukan. Secara sosiologis, tindakan artinya seluruh perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya.
Didalam sosiologi, tindakan sosoial banyak dikemukakan oleh Max Weber (1864-1920) seorang ahli sosiologi Jerman, dimana tindakan sosial dimulai dari tindakan individu atau perilaku individu dengan perilaku oang lain, yang diorientasikan pada hasil tindakan tersebut, sehingga dapat dipahami secara subjektif, maksudnya setiap tindakan sosial yang dilakukan seseorang akan memiliki maksud atau makna tertentu.
Jadi tindakan sosial pada diri orang baru terjadi apabila tindakan tersebut dihubungkan dengan orang lain. Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan indiidu-individu memiliki keunikan atau ciri tersendiri.
B. Batasan masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan interaksi?
2. Bagaimana bentuk-bentuk pengaruh interaksi?
C. Tujuan masalah
1. Untuk menjelaskan pengertian dari interaksi?
2. Untuk menjelaskan bentuk-bentuk pengaruh interaksi?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian interaksi
Interaksi adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi, ada aksi dan ada reaksi, pelakunya lebih dari satu, individu dan individu, individu dan kelompok, kelompok dan kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial, sehingga bisa menghasilkan perubahan-perubahan sikap dan perilakubagi para pelakunya.
Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.
Menurut Charles P. Loomis, interaksi social memiliki 4 (empat) ciri pokok yaittu :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
b. Ada komunikasi dua arah antar pelakunya.
c. Ada dimensi waktu (masa lalu, masa sekarang dan masa akan datang).
d. Ada tujuan tertentu yang ingin dicapai sebagai hasil interaksi.
Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi 5 (lima) factor yaitu: Imitasi, Sugesti, Identifikasi, Simpati Dan Empati.
Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai.
Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.
Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.
Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll). Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam program Jardiknas.
B. Ciri-ciri Tindakan Sosial
Bentuk tolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial, maka terdapat lima ciri pokok yang menjadi sasaran sosiologi, yaitu:
1. Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna subyektif, hal ini meliputi tindakan nyata.
2. Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.
3. Tindakan yang berpengaruh positif dari suatu situasi, maka tindakan tersebut akan diulang.
4. Tindakan itu diarahkan pada seseorang atau pada individu.
5. Tindakan itu memperhatikan tindakan individu lain dan terarah pada orang atau individu yang dituju.
C. Factor-Faktor Pendorong Terjadinya Interaksi
Manusia merupakan makhluk yang tidak akan bisa hidup tanpa manusia lain, sebab secara biologis manusia adalah makhluk yang paling lemah. Sejak dilahirkan ke dunia, manusia mempunyai dua hasyrat atau keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekitarnya (masyaraakat) dan keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alam di skitarnya.
Untuk memperoleh kedua hasrat tersebut, manusia menggunakan akalnya (pikiran, perasaan, dan kehendak). Menyadari kelemahan dan kekurangannya dalam menyesuaikan diri serta menghadapi tantangan alam yang tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri atau perorangan, manusia menghimpun diri dan mengelompokan dirinya dengan manusia lain yang kemudian disebut masyarakat.
Interaksi social terjadi karena didorong oleh sejumlah factor, baik yang ada pada diri seseorang maupun ada pada orang lain atau pada lingjungan sekitar.
1. Factor-faktor dari dalam diri seseorang
Factor yang ada pada diri seseorang yang dapat mendorong terjadinya interaksi adalah :
a. Dorongan kodrati sebagai mahluk social
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk sosial, sebagai mahluk sosial manusia mempunyai kecenderungan untuk bergaul dengan sesama manusia. Bahkan menurut Howard Gaedner, setiap manusia memiliki potensi kecerdasan antar pribadi, yaitu kecerdasan dalam mengelola hubungan dengan orang lain, oleh karena itu wajar apabila seseorang mempunyai kecenderungan kuat untuk berinteraksi dengan orang lain. Di lain pihak, potensi kemanusiaan seseorang hanya akan berkembang melalui interaksi sosial.
b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menyadari bahwa banyak hal dalam hidupnya yang tergantung pada orang lain. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, setiap orang memerlukan orang lain. Kebutuhan akan rasa aman, kasih saying, dicintai, dihormati, dihargai dan lain sebagainya jelas memerlukan orang lain sebagai sumber pemenuhanya. Oleh karena itulah manusia memiliki kecenderungan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam upaya memenuhi kebutuhan dirinya.
Lebih dari itu, ada kebutuhan-kebutuhan manusia yang hanya dapat dipenuhi secara bersama-sama atau hanya dapat dipenuhi dengan mudah jika diusahakan bersama-sama. Misalnya, menciptakan keamanan dan kenyamanan, untuk memperoleh keturunan dan lain-lain.
c. Dorongan untuk mengembangkan diri dan mempengaruhi orang lain
Manusia juga memiliki dan kehendak untuk mengembangkan diri sendiri dan sesamanya, upaya pengembangan pribadi tersebut dapat dilakukan dengan melakukan imitasi dan identifikasi. Dalam rangka imitasi dan identifakasi itulah seseorang didorong untuk melakukan interaksi social.
Imitasi adalah tindakan seseorang meniru sikap, penampilan, gaya hidup, dan bahkan segala sesuatu yang dimiliki orang lain. Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi social. Imitasi Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional.
Identifikasi adalah usaha seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi, jadi lebih sekedar dari meniru seseorang.
2. Factor-faktor dari luar individu
Di samping dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri, interaksi social juga dirangsang oleh hal yang ada di luar diri seseorang. Tindakan orang lain, sikap diam orang lain, atau kejadian–kejadian yang berlangsung disekitar kehidupan sseorang merupakan hal-hal yang dapat merangsang timbulnya interaksi social. Karena disapa orang lain, maka kita terlibat interaksi dengan orang tersebut, karena penasaran atau sikap diam orang yang kita kenal maka kita terdorong untuk bertanya dan mencari tahu masalahnya sehingga terjadi interaksi social. Karena ingin mengetahui apa sebab-sebab kecelakaan lalu-lintas, kita bertanya kepada orang yang berada di sekitar tempat kejadian. Interaksi social selalu terjadi karena ada aksi dan reaksi di antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.


BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
1. Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
2. Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS
3. Hermawan, Ruswandi dkk. (2006). Perkembangan Masyarakat Dan Budaya. Bandung : UPI PRESS
4. Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
5. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0705/10/humaniora/3522042.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar