PENCARIAN

Sabtu, 08 Oktober 2011

Teori Konsling


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori Konseling
Sebagai suatu kegiatan profesional dan ilmiah, pelaksanaan konseling bertitik tolak dari teori-teori yang dijadikan sebagai acuannya. Teori diartikan sebagai prinsip-prinsip yang dapat diuji sehingga dapat dijadikan sebagai kerangka untuk melaksanakan penelitian; sejumlah proposisi yang terintregasi secara sintaktik (mengikuti aturan tertentu) dan digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati; dan pada umumnya diartikan sebagai suatu pernyataan prinsip-prinsip umum yang didukung oleh data untuk menjelaskan suatu fenomena.
Teori yang baik mempunyai kriteria sebgai berikut: jelas, komprehensif, parsiminous atau dapat menjelaskan data secara sederhana dan jelas, dan dapat menurunkan penelitian yang bermanfaat. Adapun fungsi teori antara lain: memberikan kerangka kerja bagi informasi yang spesifik, menjadikan hal-hal yang bersifat kompleks menjadi sederhana, menyusun pengalaman-pengalaman sebelumnya, mensistematikkan penemuan-penemuan, melahirkan hipotesis-hipotesis, membuat prediksi, dan memberi penjelasan.
B.     Lahirnya Teori Konseling
Lahirnya suatu teori mempunyai kaitan dasar pribadi, sosiologis, dan filosofis. Suatu teori mencerminkan kepribadian pembuatnya, sebagai suatu hasil proses waktu, kondisi kekuatan sosial dan budaya dan filsafat yang dianut pembuatnya.
Teori-teori konseling muncul bersamaan dengan munculnya konseling itu sendiri sejak permulaan abad 20. Sebagaimana dikatakan di atas, pemunculan suatu teori berkaitan dengan pribadi pembuatnya, waktu dan tempat, kondisi sosial budaya dan filsafat. Demikian pula pemuculan teori-teori konseling mempunyai karakteristik seperti tersebut di atas.
C.    Jenis Teori dan analisi dalam Bimbingan Konseling
1)      TEORI KONSELING TRAIT AND FACTOR
  • Konsep dasar
Menurut teori ini kepribadian merupakan sistem atau faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti kecakapan, minat, sikap dan tempramen. Beberapa tokoh yang sering dikenal dalam teori trait and factor adalah Walter Bigham, John Darley, Donald G.Paterson dan E.G.Williamson.
Teori Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu. Konseling Trait-Factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk menanalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi.
  • Proses Konseling
  1. Analisis
  2. Sintesis
  3. Diagnosis
  4. Prognosis
  5. Konseling (Treatment)
2)      RATIONAL EMOTIVE THERAPY
  • Konsep dasar
Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Alberl Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis dan juga seorang Neo Freudian.
Menurut Ellis (dalam Latipun, 2001 : 92) berpandangan bahwa REBT merupakan terapi yang sangat komprehensif, yang menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku.
  • Proses Konseling
a)      assertive training, melatih dan membiasakan klien terus-menerus menyesuaikan diri dengan perilaku tentang yang diinginkan.
b)      sosiodrama yaitu semacam sandiwara pendek tentang masalah kehidupan sosial.
c)      Self modeling atau diri sebagai model yaitu teknik yang bertujuan menghilangkan perilaku tertentu dimana konselor menjadi model, dan klien berjanji akan mengikuti.
d)     teknik reinforcement, memberi reward terhadap perilaku rasional atau memperkuatnya.
e)      desensitisasi sistematik merupakan teknik relaxsasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negative
f)       Relaxation.
g)      self control yaitu dengan mengontrol diri.
h)      diskusi;
i)        simulasi dengan bermain peran antara konselor dengan klien.
j)        homework assigment (pemberian tugas rumah).
k)      bibliografi (memberi bahan bacaan)
3)      TEORI KONSELING BEHAVIOR
  • Konsep dasar
perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkresi kondisi-kondisi belajar. Pada dasarnya, proses konseling merupakan suatu penataan proses atau pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah perilakunya agar dapat memecahkan masalahnya. Tokoh dalam teori ini adalah D. Krumboltz, Carl E. Thoresen, Ray E. Hosfor , Bandura, Wolpe dll.
  • Proses Konseling
Dalam proses konseling menggunakan beberapa pendekatan, sebagai berikut:
  1. pendekatan operant learning. Hal yang sangat penting adalah penguatan yang dapat menghasilkan prilaku klien yang dikehendaki.
  2. Metode unitatif learning. Diterapkan oleh konselor dengan merancang suatu perilaku adaptif yang dapat dijadikan model oleh klien.
  3. metode cognitive learning atau pembelajaran kognetif. Merupakan metode pengajaran yang berupa pengajaran secara verbal, kontrak antara konselor dengan klien, dan bermain peran
  4. metode emosional learning atau pembelajaran emosional diterapkan kepada individu yang mengalami suatu kecemasan.
4)      KONSELING PSIKOANALIS
  • Konsep dasar
Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Menurut Freud teori kepribadian menyangkut 3 hal Struktur kepribadian
  1. Struktur kepribadian
Kepribadian terdiri dari 3 sistem
·         Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli.
·         Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan.
·         Super ego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakt yang ada di dalam kepribadian individu.
  1. Dinamika kepribadian
Terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu disitribusikan serta digunkan oleh id, ego, dan super ego.
  1. Perkembangan kepribadian
Kepribadian individu menurutr Freud telah mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak. Pada umur 5 tahun hampir seluruh struktur kepribadian telah terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.
  • Proses Konseling
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam proses konseling ini, sebagai berikut:
1.      Asosiasi bebas
Konselor memerintahkan klien untuk menjernihkan pikiranya adari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadaranya.
2.      Interpretasi
membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
3.      Analisis mimpi
membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan.
4.      Analisis dan interpretasi resistensi
suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan
5.      Analisis dan interpretasi transferensi
Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik
5)      KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL
  • Konsep dasar
Konstruk utama psikologi individual adalah bahwa perilaku manusia dipandang sebagai suatu kompensasi terhadap perasaan inferioritas (kurang harga diri). Istilah yang digunakan oleh Adler adalah “inferiority complex” untuk menggambarkan keadaan perasaan harga diri kurang yang selalu mendorong individu untuk melakukan kompensasi mencapai keunggulan. Perilaku merupakan suatu upaya untuk mencapai keseimbangan.
  • Proses Konseling
Proses konseling diarahkan oleh konselor untuk mendapatkan informasi-informasi berkaitan dengan masa sekarang dan masa lalu sejak klien berusia kanak-kanak. Mulai dari mengingat komponen-komponen dalam keluarga, keanehan-keanehan prilaku yang terjadi didalam keluarga, sampai hal yang spesifik. Hal ini sangat membantu konselor dalam menghimpun informasi serta menggali feeling of inferiority (FOI) klien..Teknik yang digunakan oleh konselor adalah membangun hubungan yang baik dengan klien.
6)      KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL
  • Konsep dasar
Dalam terapi ini hubungan konselor dan klien dipandang sebagai suatu transaksional (interaksi, tindakan yang diambil, tanya jawab) dimana masing-masing partisipan berhubungan satu sama lain. Sebagai fungsi tujuan tertentu. Transaksi menurut Berne merupakan manivestasi hubungan sosial.
  • Proses Konseling
Tugas utama konselor yang menggunakan analisis transaksional adalah mengajar bahasa dan ide-ide sistem untuk mendiagnosa transaksi. Konselor transaksional selalu aktif, menghindarkan keadaan diam yang terlalu lama, dan mempunyai tanggung jawab untuk memelihara perhatian pada transaksi.
7)      KONSELING CLIENT CENTERED (BERPUSAT PADA KLIEN)
  • Konsep dasar
Pendekatan konseling client centered menekankan pada kecakapan klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah dirinya. Konsep pokok yang mendasari adalah hal yang menyangkut konsep-konsep mengenai diri (self), aktualisasi diri, teori kepribadian,dan hakekat kecemasan. Menurut Roger konsep inti konseling berpusat pada klien adalah konsep tentang diri dan konsep menjadi diri atau pertumbuhan perwujudan diri. Tokohnya adalah Carl R. Roger.
  • Proses Konseling
o    Konseling memusatkan pada pengalaman individual.
o    konseling berupaya meminimalisir rasa diri terancam, dan memaksimalkan dan serta menopang eksplorasi diri. Perubahan perilaku datang melalui pemanfaatan potensi individu untuk menilai pengalamannya, membuatnya untuk memperjelas dan mendapat tilikan pearasaan yang mengarah pada pertumbuhan.
o    Melalui penerimaan terhadap klien, konselor membantu untuk menyatakan, mengkaji dan memadukan pengalaman-pengalaman sebelunya ke dalam konsep diri.
o    dengan redefinisi, pengalaman, individu mencapai penerimaan diri dan menerima orang lain dan menjadi orang yang berkembang penuh.
o    wawancara merupakan alat utama dalam konseling untuk menumbuhkan hubungan timbal balik.
8)      KONSELING / TERAPI GESTALT
  • Konsep dasar
Peris menyatakan bahwa individu, dalam hal ini manusia, selalu aktif sebagai keseluruhan, merupakan koordinasi dari seluruh organ. Kesehatan merupakan keseimbangan yang layak. Pertentangan antara keberadaan sosial dan biologis merupakan konsep dasar terapi Gestaslt. Tokohnya adalah Frederick S. Peris 1989-1970
  • Proses Konseling
konseling Gestalt adalah meningkatkan proses pertumbuhan klien dan membantu klien mengembangkan potensi manusiawinya. Fokus utama dalam konseing Gestalt adalah membantu individu melalui transisinya dari keadaan yang selalu dibantu oleh lingkungan ke keadaan mandiri (selft-support). Konselor membuat klien menjadi kecewa sehingga klien dipaksa untuk menemukan caranya atau mengembangkan potensinya sendiri.
  • Analisis
Dalam konseling ini klien diharapkan sebagai seorang individu yang utuh. Sehingga memecahkan masalah dalam lingkungannya bisa mandiri, artinya klien diharapkan mampu menemukan ataupun mengenal potensi dirinya-sendiri agar permasalah yang ia hadapi dapat terselesaikan.
Relevansi Teknik Behaviour Konseling Dengan Bimbingan Konseling
Behaviour merupakan model terapi yang merupakan prinsip belajar yang berpandangan bahwa manusia dibentuk dan dikondisikan lingkungan sosialnya dan tingkah laku manusia merupakan hasil dari belajar pengkondisian.
Apabila dalam individu terdapat tingkah laku-tingkah laku yang
menyimpang itu merupakan hasil dari belajar pengkondisian yang keliru,
maka itu harus diluruskan kejalan yang benar. Dengan demikian ini, sejalan dengan firman Allah yang menjelaskan tentang tingkah laku yang dilakukan oleh manusia mengenai kebaikan dan keburukan. Dalam surat al-Jatsiyah 15 dan an-Nahl 97 Allah SWT berfirman :
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barang siapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhan-mulah kamu dikembalikan” (QS. Al-Jatsiyah 45:15).
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah
mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl 16:97).
Dan teknik behaviour konseling hubungannya dengan bimbingan
konseling sangat berkaitan sekali karena teknik behaviour konsling bisa
digunakan untuk bimbingan konseling yang berguna untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi klien. Teknik behaviour konseling mempunyai
beberapa cirri dan langkah-langkah untuk merumuskan prosedur treatment
agar masalah yang dihadapi klien bisa diselesaikan.
D.    Manfaat Teori Bagi Seorang Calon Konselor dan Konselor Profesional
Suatu teori mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama, meringkaskan dan menggeneralisasikan suatu kesatuan informasi; kedua, membantu dalam pemahaman dan penjelasan suatu fenomena yang kompleks; ketiga, sebagai prediktor bagi sesuatu yang mungkin terjadi pada suatu kondisi tertentu; dan keempat, merangsang penelitian dan pengumpulan data lebih lanjut.
Teori konseling merupakan sebuah model rencana atau tindakan apa yang akan ditingkatkan. Teori konseling memberikan referensi untuk memahami kemungkinan penyebab perilaku yang tipikal dan merusak diri klien. Kerangka referensi juga memungkinkan konselor untuk memahami kemungkinan penyebab kesulitan pada klien yang memiliki masalah. Hal ini bukan berarti bahwa konselor memiliki sebuah set jawaban yang definitif untuk setiap masalah yang klien ungkapkan, atau bahwa semua klien dengan masalah yang sama memiliki keidentikan perilaku. Teori konseling memungkinkan konselor membuat beragam asumsi tentang penyebab perilaku klien.
Teori konseling memberikan banyak makna dalam megatur apa yang orang lain pelajari tentang proses konseling. Teori konseling memandu mengindikasi kemungkinan penyebab kesulitan klien, pelatihan alternatif tindakan dan perilaku penasaran konselor dalam proses konseling. Dan adapun tugas konselor berkaitan dengan teori konseling adalah konselor dituntut untuk menguasai teori-teori konseling.
E.     Mempergunakan Teori Konseling
Dalam mempergunakan teori konseling, konselor hendaknya mampu meringkas dan menggeneralisasikan data klien sebagai dasar dalam diagnosis dan prognosis. Pemahaman terhadap klien merupakan dasar utama dalam proses konseling. Hal ini merupakan fungsi kedua dari teori yang telah disebutkan di atas. Selanjutnya dalam kaitan dengan fungsi ketiga, konselor hendaknya mampu membuat prediksi tentang tindakan yang akan dilakukan bersama kliennya. Juga memprediksi kemungkinan-kemungkinan hasil yang bakal dicapai oleh klien berdasarkan data dan perlakuan konseling yang dilaksanakan. Akhirnya, dengan teori para konselor dapat melakukan tindakan penelitian untuk mengkaji proses dan hasil konseling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar