BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mempelajari Sejarah Pendidikan
Islam amat penting, terutama bagi pelajar-pelajar agama islam dan
pemimpin-pemimpin islam. Dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam kita dapat
mengetahui sebab kemajuan dan kemunduran islam baik dari cara didikannya maupun
cara ajarannya. Khusunya pendidikan islam pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Sebagai umat islam, hendaknya
kita mengetahui sejarah tersebut guna menumbuhkembangkan wawasan generasi
mendatang di dalam pengetahuan sejarah tersebut. Sejarah Pendidikan Islam pada
masa Nabi Muhammad SAW terdapat dua periode. Yaitu periode Makkah dan periode
Madinah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana model pendidikan Islam
pada masa Rasulullah di Makkah?
2.
Bagaimana model pendidikan Islam
pada masa Rasulullah di Madinah?
3.
Apa perbedaan ciri pendidikan Islam
periode Makkah dan Madinah?
4.
Apa saja kurikulum pendidikan
Islam pada masa Rasulullah SAW?
5. Bagaimana kebijakan Rasulullah dalam bidang pendidikan
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk menjelaskan model pendidikan
Islam pada masa Rasulullah di Makkah.
2.
Ingin menjelaskan model pendidikan
Islam pada masa Rasulullah di Madinah.
3.
Untuk menjelaskan perbedaan ciri
pendidikan Islam periode Makkah dan Madinah.
4.
Ingin menjelaskan kurikulum
pendidikan Islam pada masa Rasulullah?
5. Untuk memaparkan kebijakan Rasulullah dalam bidang pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah di Makkah
Nabi Muhammad SAW menerima wahyu
yang pertama di Gua Hira di Makkah pada tahun 610 M.dalam wahyu itu termaktub
ayat al-qur’an yang artinya: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama tuhanmu yang
telah menjadikan (semesta alam). Dia menjadikan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan
kepada manusia apa yang belum diketahuinya.[1]
Kemudian disusul oleh wahyu yang
kedua termaktub ayat al-qur’an yang artinya: Hai orang yang berkemul
(berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan
pakaianmu bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan janganlah kamu member
(dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. dan untuk (memenuhi
perintah) Tuhanmu, bersabarlah.[2]
Dengan turunnya wahyu itu Nabi
Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah, supaya bangun melemparkan kain
selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk member peringatan dan pengajaran
kepada seluruh umat manusia, sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan
islam.kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu yang lain. Semuanya itu
disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya dan
teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi.
Setelah banyak orang memeluk
islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al- Arqam bin Abil Arqam untuk tempat
pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. di tempat itulah pendiikan
islam pertama dalam sejarah pendidian islam.disanalah Nabi mengajarkan
dasar-dasar atau pokok-pokok agama islam kepada sahabat-sahabatnya dan
membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) alqur’an kepada para pengikutnya serta Nabi
menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama islam atau menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan agama islam. Bahkan disanalah Nabi beribadah
(sholat) bersama sahabat-sahabatnya.[3]
Lalu turunlah wahyu untuk
menyuruh kepada Nabi, supaya menyiarkan agama islam kepada seluruh penduduk
jazirah Arab dengan terang-terangan. Nabi melaksanakan tugas itu dengan
sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan
sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran islam dan mendidik
sahabat-sahabatnya dengan pendidikan islam.
Dalam masa pembinaan pendidikan
agama islam di Makkah Nabi Muhammad juga mengajarkan alqur’an karena al-qur’an
merupakan inti sari dan sumber pokok ajaran islam. Disamping itu Nabi Muhamad
SAW, mengajarkan tauhid kepada umatnya.[4]
Intinya pendidikan dan pengajaran
yang diberikan Nabi selama di Makkah ialah pendidikan keagamaan dan akhlak
serta menganjurkan kepda manusia, supaya mempergunakan akal pikirannya
memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam semesta seagai
anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.
Mahmud Yunus dalam bukunya Sejarah
Pendidikan Islam, menyatakan bahwa pembinaan pendidikan islam pada masa
Makkah meliputi:
- Pendidikan Keagamaan
Yaitu hendaklah membaca dengan nama Allah semata jangan dipersekutukan
dengan nama berhala.
- Pendidikan Akliyah dan Ilmiah
Yaitu mempelajari kejadian manusiadari segumpal darah dan kejadian alam
semesta.
- Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti
Yaitu Nabi
Muhammad SAW mengajarkan kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan
ajaran tauhid.
- Pendidikan Jasmani atau Kesehatan.
B. Pendidikan Islam pada masa Rasulullah di Madinah
Berbeda dengan periode di Makkah,
pada periode Madinah islam merupakan kekuatan politik. Ajaran islam yang
berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad
juga mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai
kepala Negara.
Cara Nabi melakukan pembinaan dan
pengajaran pendidikan agaam islam di Madinah adalah sebagai berikut:
- Pembentukan dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik.
Nabi Muhammad SAW mulai
meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu secara intern
(ke dalam), dan ke luar diakui dan disegani oleh masyarakat lainnya (sebagai
satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut adalah:
a.
Nabi Muhammad saw mengikis habis
sisa-sisa permusuhan dan pertentangan anatr suku, dengan jalan mengikat tali
persaudaraan diantara mereka.nabi mempersaudarakan dua-dua orang, mula-mula diantara
sesama Muhajirin, kemudian diantara Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya
persaudaraan itu bertambah kokohlah persatuan kaum muslimin.[6]
b.
Untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk berusaha
dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu
di Makkah.
c.
Untuk menjalin kerjasama dan saling
menolong dlam rangka membentuk tata kehidupan masyarakat yang adil dan makmur,
turunlah syari’at zakat dan puasa, yang merupakanpendidikan bagi warga
masyarakat dalam tanggung jawab sosial, bnaik secara materil maupun moral.
d.
Suatu kebijaksanaan yang sangat
efektif dalam pembinaan dan pengembangan masyarakat baru di Madinah, adalah
disyari’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalat juma’t yang
dilaksanakan secara berjama’ah dan adzan. Dengan sholat jum’at tersebut hampir
seluruh warga masyarakat berkumpul untuk secara langsung mendengar khutbah dari
Nabi Muhammad SAW dan shalat jama’ah jum’at
Rasa harga diri dan kebanggaan sosial tersebut lebih
mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SWA menapat wahyu dari Allah untuk
memindahkan kiblat dalam shalat dari Baitul Maqdis ke Baitul Haram Makkah,
karena dengan demikian mereka merasa sebagai umat yang memiliki identitas.[7]
Setelah selesai Nabi Muhammad mempersatukan kaum
muslimin, sehingga menjadi bersaudara, lalu Nabi mengadakan perjanjian dengan
kaum Yahudi, penduduk Madinah. Dalam perjanjian itu ditegaskan, bahwa kaum
Yahudi bersahabat dengan kaum muslimin, tolong- menolong , bantu-membantu, terutama
bila ada seranga musuh terhadap Madinah. Mereka harus memperhatikan negri
bersama-sama kaum Muslimin, disamping itu kaum Yahudi merdeka memeluk agamanya
dan bebas beribadat menurut kepercayaannya. Inilah salah satu perjanjian
persahabatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.[8]
- Pendidikan sosial politik dan kewarganegaraan.
Materi pendidikan sosial dan kewarnegaraan islam pada
masa itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah,
yang dalam prakteknya diperinci lebih lanjut dan di sempurnakan dengan
ayat-ayat yang turun Selama periode Madinah.
Tujuan pembinaan adalah agar secara berangsur-angsur,
pokok-pokok pikiran konstitusi Madinah diakui dan berlaku bukan hanya di
Madinah saja, tetapi luas, baik dalam kehidupan bangsa Arab maupun dalam
kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
- Pendidikan anak dalam islam
Dalam islam, anak merupakan pewaris ajaran islam yang
dikembangkan oleh Nabi Muhammad saw dan gnerasi muda muslimlah yang akan
melanjutkan misi menyampaikan islam ke seluruh penjuru alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan dalam Al-qur’an berkaitan
dengan itu. Diantara peringatan-peringatan tersebut antara lain:
a.
Pada surat
At-Tahrim ayat 6 terdapat peringatan agar kita menjaga diri dan anggota
keluarga (termasuk anak-anak) dari kehancuran (api neraka).
b.
Pada surat
An-Nisa ayat 9, terdapat agar janagan meninggalkan anak dan keturunan dalam
keadaan lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup.
c.
Pada surat
Al-Furqan ayat 74, Allah SWT memperingatkan bahwa orang yang mendapatkan
kemuliaan antara lain adalah orang-orang yang berdo’a dan memohon kepada Allah
SWT, agar dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang menyenangkan hati.[9]
Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam
islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan
oleh Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:
a.
Pendidikan Tauhid
b.
Pendidikan Shalat
c.
Pendidikan adab
sopan dan santun dalam bermasyarakat
d.
Pendidikan adab dan sopan santun
dalam keluarga
f.
Pendidikan kesehatan
g.
Pendidikan akhlak.[10]
C. Perbedaan ciri pokok pembinaan pendidikan islam periode kota Makkah dan
kota Madinah:
1.
Periode
kota Makkah:
Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah
pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam
jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan
tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Periode
kota Madinah:
Pokok pembinaan pendidikan islam
di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang
merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di
bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran , merupakan
cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
D. Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW
Mengindentifikasikan kurikulum
pendidikan pada zaman Rasulullah terasa sulit, sebab Rasul mengajar pada
sekolah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding kelas. Rasulullah
memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan
rasulullah menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di
jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Sistem pendidikan islam lebih
bertumpu kepada Nabi, sebab selain Nabi tidak ada yang mempunyai otoritas untuk
menentukan materi-materi pendidikan islam.Dapat dibedakan menjadi dua periode:
- Makkah
a.
Materi yang diajarkan hanya berkisar
pada ayat-ayat Makiyyah sejumlah 93 surat dan petunjuk-petunjuknya yang dikenal
dengan sebutan sunnah dan hadits.
b.
Materi yang
diajarkan menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada
keimanan, ibadah dan akhlak.
- Madinah
a.
Upaya
pendidikan yang dilakukan Nabi pertama-tama membangun lembaga masjid, melalui
masjid ini Nabi memberikan pendidikan islam.
b.
Materi pendidikan
islam yang diajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan
jasmanai dan pengetahuan kemasyarakatan
c.
Metode yang
dikembangkan oleh Nabi adalah:
1)
Dalam bidang
keimanan: melalui Tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di dukung
oleh bukti-bukti yang rational dan ilmiah.
2)
Materi ibadah :
disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah didikuti
masyarakat.
3)
Bidang akhlak:
Nabi menitikberatkan pada metode peneladanan. Nabi tampil dalam kehidupan
sebagai orang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun
perbuatan.[11]
E. Kebijakan Rasulullah Dalam Bidang Pendidikan
Untuk melaksanakan fungsi utamanya sebagai pendidik,
Rasulullah telah melakukan serangkaian
kebijakan yang amat strategis serta sesuai dengan situasi dan kondisi.
Proses pendidikan pada zaman Rasulullah berada di
Makkah belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal yang demikian belum di
mungkinkan, kaena pada saat itu Nabi Muhammmad belum berperan sebagai pemimipin
atau kepala Negara, bahkan beliau dan para pengikutnya berada dalam
baying-bayang ancaman pembunuhan dan kaum kafir quraisy. Selama di Makkah
pendidikan berlangsung dari rumah ke rumah secara sembunyi-sembunyi.
Diantaranya yang terkenal adalah rumah Al- Arqam. Langkah yang bijaka dilakukan
Nabi Muhammad SAW pada tahap awal islam ini adalah melarang para pengikutnya
untuk menampakkan keislamannya dalam berbagai hak.tidak menemui mereka kecuali
dengan cra sembunyi-sembunyi dalam mendidik mereka.
Setelah masyarakat islam terbentuk di Madinah barulah,
barulah pendidikan islam dapat berjalan dengan leluasa dan terbuka secara
umum.dan kebijakan yang telah dilakukan Nabi Muhammmad ketika di Madinah
adalah:
- Membangun masjid di Madinah. Masjid inilah yang selanjutnya digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan dan dakwah.
- Mempersatukan berbagai potensi yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan. Langkah ini dituangkan dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam Madinah. Dengan adanya piagam tersebut terwujudlah keadaan masyarakat yang tenang, harmonis dan damai.[12]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pendidikan Islam pada masa
Rasulullah di Makkah
Pokok
pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik
beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu
muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan
dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Pendidikan Islam pada masa
Rasulullah di Madinah
Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai
pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid
di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai
oleh ajaran , merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
3.
Perbedaan ciri pokok pendidikan
Islam periode Makkah dan Madinah
Di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanam-kan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan
sosial dan politik.
4. Kebijakan Rasulullah dalam bidang pendidikan
kebijakan
yang telah dilakukan Nabi Muhammmad adalah:
a.
Membangun masjid di Madinah.
b.
Mempersatukan berbagai potensi yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan.
B.
Kritik dan Saran
Setelah kita mempelajari pembahasan diatas maka kita
dapat mengetahui sejarah pendidikan Islam di Makkah dan Madinah, alangkah
baiknya kita bukan hanya sengetahui sejarah saja akan tetapi kita harus bisa
mengaplikasikanya ke zaman sekarang dan zaman yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Arief,Armai, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik. Bandung: Penerbit
Angkasa,2005.
Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Husna,
1988.
Nata, Abuddin, Pendidikan Islam Perspektif Hadits. Ciputat: UIN Jakarta
Press, 2005
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008
Yunus , Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya
Agung, 1992
Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi
Aksara,cet.9,2008
[6] Prof.Dr.H.Mahmud
Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:PT.Raja Grafindo, 1992
Persada,2008. Hal 26
[11] Dr.Armai Arief, MA, Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik. Bandung:
Penerbit Angkasa,2005. Hal 135-136
[12] Prof.Dr.H.Abuddin Nata, MA, Pendidikan Islam Perspektif Hadits.
Ciputat: UIN Jakarta Press 2005 hal 24